Tahun Ini, Klaten Bangun Gedung Pertemuan Termegah Berkonsep Kolonial
Kamis, 14 Maret 2019 21:45 WIB

Agus Pancaji Sukarno, Kepala Kawasan Bidang Pemukiman dan Tata Bangunan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Dinas Perwaskin Klaten

KLATEN (wartakonstruksi.id) – Gedung pertemuan termegah segera dibangun di Klaten. Proyek pembangunan gedung milik Pemkab ini rencananya dilaksanakan tahun ini juga. Gedung pertemuan terletak di dekat Terminal Ir. Soekarno, Klaten. Tepatnya di belakang bekas pabrik bumbu penyedap. Gedung akan berdiri di atas tanah kas desa seluas 3 ha yang sudah diserahkan ke Pemkab seiring adanya perubahan wilayah dari desa menjadi kelurahan. Arsitektur gedung itu memiliki ciri khas tersendiri karena berkonsep kolonial dengan pilar-pilar besar. Gedung pertemuan itu diproyeksikan menjadi bangunan termegah di Kabupaten Klaten. Bupati Klaten, Sri Mulyani berharap selain fungsi utamanya sebagai tempat pertemuan, gedung ini juga bisa menjadi ikon baru bagi Kabupaten Klaten. [message title="Baca Juga :" title_color="#ffffff" title_bg="#515151" title_icon="fa-book-open" content_color="#0c0c0c" content_bg="#dddddd" id=""] [/message] Saat ini, Pemkab memang sudah memiliki gedung serbaguna, yakni Gedung Sunan Pandanaran di tepi Jalan Pemuda, Kelurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah. Karena berada satu kompleks dengan RSPD Klaten, gedung itu kerap disebut ‘Gedung RSPD’. Gedung di tengah kota ini hanya bisa menampung paling banyak 1500 orang. Selain itu halaman dan area parkir yang kurang luas mengakibatkan mobil sering diparkir di jalan raya saat ada kegiatan di gedung itu. Berbeda dengan Gedung Sunan Pandanaran, gedung yang akan dibangun ini akan dilengkapi gazebo, penginapan dan tempat parkir yang luas. Sedangkan gedungnya diharapkan bisa menampung sampai 2.000 orang. “Semula, gedung ditargetkan bisa menampung 3000-4000 orang. Namun itu akan mengurangi lahan parkir. Padahal bila menampung orang dengan jumlah cukup besar, tentu butuh tempat parkir yang lebih luas. Akhirnya disepakati gedung menampung 2.000 orang, itu saja sudah menjadikannya sebagai gedung terbesar,” kata Agus Pancaji Sukarno, Kepala Bidang Kawasan Pemukiman dan Tata Bangunan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perwaskin) Klaten. [message title="Jangan Dilewatkan Juga :" title_color="#ffffff" title_bg="#515151" title_icon="fa-book-open" content_color="#0c0c0c" content_bg="#dddddd" id=""] [/message] Dijelaskan Agus, Pemkab sebenarnya sudah mulai melakukan pekerjaan pada 2018, diawali dengan mengurug untuk meratakan tanah dan membuat talud sungai. Biaya yang dikeluarkan untuk pengurugan sekitar Rp 3,5 miliar. “Setelah pekerjaan tahap pertama, kami akan melanjutkan ke tahap kedua yaitu pembangunan struktur. Pembangunan mulai dari pondasi sampai pemasangan genteng. Namun itu masih menunggu hasil lelang,” terang Agus. Menurut Agus, detail engineering design (DED) gedung sudah selesai dan disetujui. Berikutnya dilakukan lelang pada bulan April 2019. Pembangunan tahap kedua ini membutuhkan dana Rp 17,7 miliar yang bersumber dari APBD Klaten. Sedangkan total pembangunan gedung itu mencapai Rp 46 miliar. Pasalnya, gedung akan memiliki fasilitas yang lengkap. Gonang Susatyo
Penulis :
Editor : wkeditor
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News