YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) – Setelah melakukan revitalisasi sejumlah pasar tradisional, Pemkot Yogyakarta bersiap merevitalisasi pasar lainnya pada tahun depan. Pasar yang jadi sasaran revitalisasi adalah Pasar Prawirotaman yang akan dibangun lima tingkat dengan konsep modern. "Pasar Prawirotaman akan kita robohkan dan akan dibangun lima lantai. Jadi nanti ada basement, lantai satu, dua, tiga, dan lantai empat," ucap Sri Riswanti, Kepala Seksi Penataan Lahan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta kepada Wartakonstruksi.com, Selasa (30/10/2018). Setelah selesai nantinya lantai basement digunakan untuk parkir, lantai satu dan dua untuk menampung pedagang existing. Lantai tiga dan empat atau roofstop untuk industri kreatif. Lantai tiga akan digunakan untuk kegiatan seperti expo, exibition center, dan pameran-pameran kreatif. Terkait lantai empat, ditempatkan khusus untuk kuliner. Baca juga:

• 10 Tahun Tak Ditempati, Rumah Klasik Ini Mulai Rusak Dimakan Usia
• Program BSPS 2018: Ada Penerima Kehabisan Dana Swadaya
• Pasar Klithikan Berubah, Pelancong Ikut Mengeluh

Selain itu pihaknya juga akan mengelola dengan konsep modern, salah satunya dengan ada co-working place. Untuk contoh working space itu, lanjut dia, konsepnya masih perlu banyak pembahasan. "Untuk tarif Rp 50 ribu hingga 100 ribu itu contoh di beberapa co-working space Jakarta yang mungkin bisa dijadikan rujukan. Di tempat itu kita kasih Wi-Fi yang cukup dan kita kasih soft drink. silahkan satu jam di situ," katanya. Pasar Prawirotaman yang terletak di Jalan Parangtritis memiliki luas tanah existing sekitar 3.200 meter. Sedangkan pada bangunan lima lantai yang nantinya akan dibangun, luas per lantai mencapai 1.500 meter. "Persiapan relokasinya sudah siap. Penampungannya sudah ada, di selatan Pasar Prawirotaman, sekitar 300 meter ke selatan ada tanah 5.000 meter persegi. Pedagang di Pasar Prawirotaman saat ini ada 619 pedagang," paparnya. Dia menambahkan, setelah Pasar Prawirotaman, program revitalisasi selanjutnya akan menyasar Pasar Kotagede. Karena pasar itu termasuk heritage, maka tidak bisa diexplore sepenuhnya seperti Pasar Prawirotaman. Ada beberapa bangunan yang harus dipertahankan karena termasuk cagar budaya. (Arif K Fadholy)