SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Setelah sekian waktu terjadi perseteruan antara warga Padukuhan Mrican, Desa Caturtunggal, Depok, Sleman dengan Universitas Sanata Dharma (USD)  Yogyakarta berkenaan pelaksanaan pembangunan gedung Fakultas Sastra USD, alhasil kedua pihak bertemu dalam acara sosialisasi, Kamis (26/7/2018).
Sosialisasi pembangunan gedung baru tersebut dilaksanakan di kediaman Dukuh Mrican Sumarji, dihadiri Rektor USD Yogyakarta Johanes Eka Priyatma bersama jajarannya dan sebanyak 50 orang merupakan warga RW 1 dan RW 2 Padukuhan Mrican.
“Warga dua RW yang meliputi RT 1, RT 2 dan RT 3 mengikuti sosialisasi yang digelar pihak USD berkaitan proses pembangunan gedung baru Fakultas Sastra USD, tadinya pihak kampus menginginkan sosialisasi diadakan di lingkungan kampus, namun warga meminta diadakan di sini (rumah Dukuh,-
red) dengan jaminan keamanan yang kami janjikan,†ucap Dukuh Mrican Sumarji.
Berita terkait:
Meski sosialisasi sudah dilaksanakan, namun Sumarji  menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu
memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman atas tuntutan warga yang telah disampaikan di muka forum.
“Hasil sosialisasi ini akan kami tuangkan dalam bentuk MoU yang berisikan permintaan warga, secepat mungkin akan kita sampaikan ke pihak kampus untuk disetujui bersama, isinya seperti yang diutarakan warga tadi, diantaranya permintaan warga sekitar untuk dapat dipekerjakan sebagai karyawan di kampus, juga tuntutan perawatan dan penataan lingkungan terdampak langsung pembangunan,†ungkap dia.
Baca juga:
Rektor USD Yogyakarta Johanes Eka Priyatma menjelaskan dengan pembangunan gedung baru justru berdampak dalam penataan lingkungan di sekitar kampus.
“Sebenarnya tidak ada masalah, hanya belum sempet ketemu untuk mengkomunikasikan beberapa hal, tapi sudah selesai malah menjadi kesempatan ternyata ada harapan-harapan yang mungkin kurang begitu kami kenali misalnya penataan lingkungan, ternyata warga consern maka akan kami sepakati. Memang ada permintaan yang tidak mudah dipenuhi, misalnya bagaimana bisa menjadi pegawai,†timpal dia.
Seperti diberitakan
wartakonstruksi.com sebelumnya, warga Padukuhan Mrican merasa terusik lantaran kegiatan pembangunan tanpa ada pemberitahuan dan sosialisasi kepada warga terdampak. Padahal ada aktifitas penggerjaan konstruksi bangunan gedung yang dilakukan hingga malah hari ditambah lalu lalang alat berat berupa truk yang melintas jalan kampung Mrican.
(Redaksi WK)
Penulis |
: |
Editor |
: wkeditor |