BANTUL (wartakonstruksi.id) – Kerusakan pada fasilitas telagadesa Baturetno yang baru selesai dibangun menggugah Pemdes setempat angkat bicara. Pemdes meminta kontraktor bertanggung jawab memperbaiki kerusakan pada telaga yang usianya belum sampai satu bulan tersebut
"Selama ada kerusakan, masih tanggung jawab kontraktor. Desa (Baturetno) tidak bisa menindaklanjuti karena kami belum diserahkan secara resmi oleh BLH," ujar Muhammad Luai Arminanto, Carik Desa Baturetno saat ditemui wartakonstruksi.id, Senin (7/1/2019).
Pembangunan telagadesa Baturetno merupakan program Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY yang dikerjakan oleh CV Maha Karya dan menghabiskan dana senilai Rp 1,6 miliar.
Baca juga:
Belum sebulan telagadesa tersebut jadi, sudah ada kerusakan fasilitas. Yang paling parah adalah tiang lampu penerangan patah dan jatuh ke tanah. Kemudian, warga setempat berinisiatif untuk menyangganya dengan kayu. Sudah dua minggu lebih, lampu tersebut tidak diperbaiki. Listrik untuk penerangan pun juga sudah satu minggu mati dan belum dinyalakan lagi.
Menurut Luai, karena belum resmi diserahterimakan ke pihak desa, sehingga pihaknya belum membuat kepengurusan khusus untuk mengelola Telagadesa Baturetno serta membuat aturan-aturan khusus. Meski begitu ia mengakui ada beberapa kerusakan pada fasilitas telaga.
Salah satunya pada lintasan jogging track yang harus hanya untuk berjalan kaki dan berlari, tetapi masih ditemukan banyak yang mengatasinya mengunakan motor. "Kualitas batakonya mungkin hanya untuk joging track saja, tapi dipakai untuk motor. Khususnya sore hari banyak motor yang muter-muter di situ," kata Luai.

Tahun ini, kata Luai, Pemdes Baturetno berencana mengalokasikan dana untuk mengeraskan lahan parkir di sekitar telaga. Sehingga, jogging track murni untuk pejalan kaki. Dia pun berharap, telagadesa tersebut agar cepat diserahterimakan. Sehingga pihaknya juga akan cepat membentuk tim pengurus telagadesa.
Nantinya, kepengurusan akan melibatkan semua elemen masyarakat yang berkompeten. Mengingat telagadesa Baturetno itu untuk warga Baturetno, sehingga pengurusnya bukan hanya dari dusun Wiyoro saja tetapi juga dusun lainnya.
"Rencananya di telaga itu, kita akan membuat ruang terbuka hijau Baturetno. Nanti akan menjadi ikonnya Baturetno di utaranya semacam ada eko wisata, prasarana dan sarana olahra, juga bisa untuk pusat ekonomi. Sebelah selatan juga mungkin mau dibuat kawasan out bound," pangkas Luai.
Arif KF
Penulis |
: |
Editor |
: wkeditor |