YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) – Kecamatan Tegalrejo disiapkan menjadi kawasan konservasi air. Berbagai upaya dilakukan guna merealisasikannya, termasuk dengan membuat inovasi biopori baru yang diberi nama biopori jumbo.
Biopori jumbo diimplementasikan dengan menambah diameter biopori yang dibuat. Apabila biopori biasa biasanya dibuat dengan diameter 10 centimeter (cm), mereka pada biopori jumbo diameternya disulap menjadi 30 cm.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, manfaat lubang biopori berukuran jumbo sangat efektif untuk mengatasi kekeringan dan sebagai resapan air. Biopori jumbo, kata dia, melengkapi program Pemkot yang telah mencanangkan pembuatan sejuta biopori mulai dari pemukiman, sekolah hingga kantor pemerintahan.
Baca juga:
“Kami sedang mencoba mengintegrasikan antara kampung hijau dan kampung sayur yang diupayakan juga untuk membuat biopori jumbo di tiap gang di setiap kampung,†katanya.
Biopori jumbo, selain untuk menurunkan air juga memanfaatkan sampah untuk menghijaukan kampung sayur karena selain untuk menyerap air hujan, biopori ini juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos. " ujarnya.
Jadi, lanjut dia, setelah tiga hingga enam bulan pembuatan lubang biopori, lanjutnya maka sampah organik akan menjadi proses kompos dan biota tanah atau serangga dapat hidup di dalamnya. Ia pun berharap seluruh lapisan masyarakat berperan aktif menjaga lingkungan menjaga keindahan sekaligus mencontoh pembuatan biopori jumbo.
Camat Tegalrejo, R Riyanto Tri Noegroho menambahkan, pembuatan biopori merupakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu biopori jumbo sekitar Rp 300.000 atau bisa lebih murah jika menggunakan bahan bekas.
(Redaksi WK)
Penulis |
: |
Editor |
: wkeditor |