SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Rumah reyot yang dihuni tiga bersaudara yatim piatu, Ragil Wahyudi (16) siswa kelas IX SMPN 3 Turi, Septi siswi kelas 3 SMK dan Joko warga RT 02 RW 19 Padukuhan Glagahombo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, mulai direhabilitasi.
Aksi sosial yang digagas Lembaga Bantuan Hukum (LBH Sembada) bersama SMPN 3 Turi beserta Pemdes Girikerto diawali Minggu (3/11/2019) pagi. Nampak pula puluhan relawan Jogja Magelang Elektronik (JME) yang ikut terlibat melakukan perbaikan rumah dibantu warga sekitar.
Baca juga
Pembina LBH Sembada, Sapto Nugroho Wusono SH MH mengatakan bahwa kondisi rumah yang ditempati dan saudaranya sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak sehingga perlu pembenahan. Kondisi sosial seperti ini, kata Sapto, menjadi konsern LBH Sembada selain aktif memberikan pendampingan hukum secara cuma-cuma.
"Beberapa bagian bangunan rumah itu sudah rusak, di antaranya kayu pada atap sudah lapuk, tidak ada daun pintu pada kamar dan kamar mandi sangat tak layak. Hari ini kita mulai kerjakan rehab, bersama pihak sekolah SMPN 3 Turi, Pemdes Girikerto, komunitas relawan JME dan warga setempat," terang Sapto di lokasi.
Sebelum pelaksanaan rehab rumah berukuran 4 x 5 meter, kata Sabto, sudah dilakukan koordinasi bersama pihak SMPN 3 Turi tempat Ragil bersekolah dan Pemdes setempat. "Kami senang rencana perbaikan rumah mulai direalisasikan hari, mereka (Ragil dan saudaranya) benar-benar membutuhkan bantuan, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama rekan-rekan relawan JME yang kali ini langsung turun tangan mengerahkan personelnya," tutur dia.
Sementara itu, Kepala Desa Girikerto, Sumaryanta menyebutkan untuk rehab total rumah Ragil dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Untuk membantu rehab, pihaknya bersama perangkat desa lain turut menghimpun dana agar proses rehab bisa selesai sesuai prediksi, dalam waktu satu bulan.
Pekerjaan yang dilakukan, lanjut Sumaryanta, meliputi penguatan tembok dengan penambahan ring beton dibagian atas. Tembok ditinggikan satu meter dan diplester. Kemudian ada penambahan jendela sebagai ventilasi dan pemasangan daun pintu, perbaikan lantai dan kamar mandi serta penambahan ruang dapur.
Sementara Rahman selaku Bendahara JME mengatakan, sebanyak 30 personel dilibatkan dalam misi kemanusiaan ini. Dia menyebutkan JME memprioritaskan penyempurnaan fisik bangunan. JME juga menyalurkan semen sebanyak 10 sak dari Bunda Wahyu.
“Kayu dan bambu pada atap kita turunkan seluruhnya, karena sudah banyak yang rusak, pada bagian belakang rumah kita tambah bangunan seluas 3 x 3 meter untuk dapur, untuk keperluan atap sudah kami persiapkan material berupa asbes, hari ini kita buatkan lubang pondasinya," ungkap dia.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : Sodik |