BANTUL (wartakonstruksi.com) – Warga Wukirsari yang tinggal di pinggir Jalan Imogiri persisnya di sepanjang proyek pemasangan u-ditch mengeluh. Sebabnya, proyek terlihat digarap asal-asalan dan tidak memperhatikan kondisi sekitar. Proyek itu juga dinilai membahayakan pengguna jalan.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, proyek sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Namun dalam pelaksanaannya, proyek dikerjakan tidak runtut. Contohnya saja, pekerja menggali saluran yang cukup panjang. Namun saluran itu dibiarkan terbuka dan tidak langsung ditutup. Meski ada beberapa yang sudah ditutup tetapi disela samping u-ditch tidak diurug.
Pekerja hanya memasang penutup u-ditch yang berada di depan rumah atau toko milik warga. “Daripada seperti itu kan mending dilakukan per spot saja. Gali tutup gali tutup seperti itu, jadi tidak membahayakan warga maupun pengguna jalan,” katanya.
Lebih jauh dikatakan bahwa pekerjaan seperti itu dimungkinkan karena alatnya yang kurang atau manajemen alat yang tidak benar. Padahal semestinya, dalam pekerjaan pelebaran jalan diselesaikan satu per satu.
“Entah itu ada u-ditch, box culvert selesaikan dulu. Buka tutup buka tutup gitu. Jadi mundur itu jangan sampai ninggalkan galian yang berapa ratus meter itu digali tok. Kan mending digali tutup gali tutup padatke selesai. Ini engak e, gali tinggal gali tinggal,” keluhnya.
Dengan skema gali tutup dan dukungan alat yang memadai pelaksana bisa melakukan galian hingga 200-300 meter. Lagi pula, lanjutnya, tidak ada yang sulit dalam aplikasinya. Backhoe dipasang di depan, kemudian di sampingnya ada dump truk yang akan memuat galian.
Berikutnya ada lagi dump truck untuk agregat, setelah itu ada dozer kecil untuk meratakan dan di belakangnya digunakan baby roller. “Memang jalan akan terasa macet tetapi macetnya ini menyelesaikan masalah, tergantung pengatur lalu lintas. Lah sekarang wong rambu-rambu saja kurang kok,” jelasnya.
Selain persoalan lubang galian, sisa material juga dikeluhkan karena ditinggalkan begitu saja. Padahal sisa material itu menutupi akses jalan. Diperparah minimnya rambu pengaman, tampak ada water barrier dan tolo-tolo namun jumlahnya tidak banyak.
Warga lainnya yang juga enggan disebut namanya menambahkan, warga yang terganggu sempat berencana melakukan demonstrasi menyuarakan protes pada pelaksana proyek. Namun aksi itu urung dilakukan karena dilarang Lurah setempat. Pantauan media ini di lokasi sejalan dengan keluhan warga. Lubang menganga terdapat di banyak titik di sepanjang proyek mulai dari simpang kea rah Pajimatan hingga gapura Padukuhan Manggung, Wukirsari, Imogiri.
Penulis | : O-Kz |
Editor | : Dodi Pranata |