Pasca Banjir Jalan Palagan, Forpi Desak Instansi Teknis Lebih Serius
Rabu, 04 Maret 2020 15:11 WIB

Anggota+Forpi+Sleman

SLEMAN (wartakonstruksi.com) - Banjir besar yang terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar setelah sebelumnya diguyur hujan deras, mendapat atensi serius Forum Pemantau Independen (Forpi) Sleman. Forpi mendesak instansi terkait segera mrnangani persoalan itu agar tidak terulang.

Anggota Forpi Sleman, Taufik B.Sc mengungkapkan, banjir di Jalan Palagan menjadi peringatan keras betapa tidak siapnya pemerintah mengantisipasi keadaan. Sebab banjir besar seperti itu tidak terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.

Baca juga

"Diguyur hujan seperti itu bisa meluap jadi banjir besar sampai menghanyutkan kendaraan. Ini berarti memang saluran yang ada itu sudah tidak memadai karena tidak muat menampung volume air setelah hujan deras," ungkap Taufik.

Dia menjelaskan, kejadian di Jalan Palagan Tentara Pelajar seharusnya disikapi lebih serius oleh instansi terkait. Instansi teknis harus turun ke lapangan mengkaji sumber masalah sekaligus menyiapkan langkah strategis agar peristiwa serupa tidak terulang.

{$lg[1]}
Luapan air menutupi jalan Palagan. Di salah satu lokasi banjir bahkan menghanyutkan kendaraan roda 4

Ia kembali menegaskan tidak ingin peristiwa itu kembali terulang. Karenanya instansi terkait harus duduk bersama mencari solusi dan tidak saling lempar tanggung jawab. Segera lakukan langkah konkrit untuk antisipasi kejadian serupa di masa mendatang.

"Harus dipikirkan jangan sampai terulang lagi. Bang Taufik juga tidak mau ada pejabat yang ngeles bukan kewenangannya. Kalau bukan kewenangannya koordinasi lah dengan yang punya kewenangan, itu kan di wilayahnya juga kejadiannya," tegasnya.

Ditambahkan, kondisi riil di lapangan tidak sedikit saluran drainase yang kondisinya tidak lagi memadai. Belum lagi adanya perubahan fungsi dari irigasi menjadi drainase seiring massifnya pembangunan di Sleman.

Persoalan lain, kondisi sungai tak kalah menyedihkan. Cukup banyak sungai yang cukup dangkal penuh sedimen karena tidak pernah dilakukan pemeliharaan. "Kalau sungainya dangkal ya pasti tidak kuat menampung volume air yang begitu besar, ini juga harus jadi perhatian," tambahnya.

Senada dengan Taufik, Agus Nugroho ST MT. Dosen FT UGM yang juga anggota Forpi Sleman, dia mengatakan selain mengalami pendangkalan justru yang lebih parah sebenarnya adanya penyempitan sungai. Kondisi ni dikarenakan banyak berdiri bangunan di sempadan sungai, sehingga laju aliran air menjadi tidak optimal.

Akibat adanya perubahan tata ruang dan tata guna lahan yang sedemikan masif, pemerintah daerah harus sigap mengantisipasinya melalui beberapa kebijakan. Kalau berdasarkan kejadian kemarin, jelas daerah tangkapan hujan harus diperbesar.

Pemerintah daerah dapat memperbanyak ruang terbuka hijau, membangun embung atau situ, dan memperbesar saluran drainasi. Dengan demikian dapat meretensi banjir.

Penulis : O-Kz
Editor : Dodi Pranata
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News