SLEMAN (wartakonstruksi.com) – Efisiensi anggaran semestinya menjadi atensi serius dalam perencanaan sebuah proyek pembangunan. Sebab perencanaan yang buruk justru akan menghasilkan pemborosan anggaran negara.
Salah satunya adalah lift pada Menara Masjid Agung (MMA) Dr. Wahidin Soedirohoesodo di Jalan Parasamya Tridadi. Menara yang menjadi bagian proyek senilai Rp 12 miliar itu tidak juga digunakan. Tidak hanya sebulan tapi sudah 6 bulan sejak diresmikan Bupati Sleman pada 22 Februari 2019.
Baca juga
Kondisi ini tentu sangat disayangkan mengingat sesuai rencana fasilitas lift itu akan difungsikan untuk naik ke lantai 2 hingga lantai 7. Saat jurnalis wartakontruksi.com mencoba menjajal alat tersebut, Kamis (19/9/2019) siang, tombol-tombol panel dalam keadaan off. Namun terlihat ada aktivitas di lantai 2 yang kini dipergunakan sebagai kantor Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas) Kabupaten Sleman.
Agung Harjanto salah satu karyawan harian Baznas Sleman mengungkapkan bahwa ia belum tahu pihak mana yang dipasrahi sebagai pengelola MMA, namun dia tahu persis kondisi bangunan tersebut. "Setahu saya belum ada yang diserahi, mungkin baru nunggu SK Bupati," ungkap Agung.
Menurut Agung, ketika hujan deras, pada lantai 4 digenangi air. Air hujan masuk melalui celah loster dan menggenangi selasar lantai. Dia pun mengkawatirkan akan kekuatan bangunan. "Karena pada dinding ada bagian-bagian loster, saat hujan deras beserta angin, air hujan masuk melalui lobang loster yang terbuka, dikawatirkan dak menjadi rusak dan air merembes ke bagian bawahnya," ungkap dia.
Dia juga menyesalkan tidak tersedianya stop kran di setiap lantai sehingga menyulitkan pemeliharaan apabila saluran pipa mampet. "Satu stop kran hanya ada 1 unit di dekat tampungan, sehingga sulit diperbaiki, untungnya masih ada satu saluran yang masih bisa digunakan," kata dia.
Sementara itu, Sukarmin, Kepala Seksi Bangunan Gedung, Bidang Cipta Karya Dinas PUPKP Sleman mengatakan, pengelolaa bangunan telah diserahkan di Setda Sleman. "Pengelolaan tupoksi bagian Kesra Setda Sleman," terang dia.
Menyoal pengelolaan, Agaerul selaku Kasubag Kesehatan, Sosial dan Tenaga, Bagian Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretaris Daerah Sleman mengaku kini sudah dibuat draf regulasi pengelolaan MMA, secara teknis nanti akan diatur melalui Peraturan Bupati.
"Secara resmi pengelolaan ada pada kami (Bagian Kesra), sejak diresmikan, masih diperlukan regulasi yang mengatur, kami membutuhkan paling tidak dua orang SDM, nanti diambil dari tenaga outsourching untuk mengelola dan pemeliharaan menara khusus tenaga ahli yang menguasai lift. Bagi pengunjung yang ingin naik nanti akan didampingi pemandu agar terkondisi keamananya," ujar dia.
Penulis | : Eko Purwono |
Editor | : Sodik |