PADAT KARYA INFRASTRUKTUR KOTA: Pasang Paving Ratusan Meter di Giwangan dan Pandeyan
Sabtu, 27 April 2019 06:27 WIB

Padat Karya

YOGYAKARTA (wartakonstruksi.com) – Penanganan kawasan kumuh dilakukan Pemkot Yogyakarta dengan beragam cara, salah satunya dengan melibatkan masyarakat melalui program padat karya. Program ini selain menangani kawasan, juga diharapkan mampu menekan angka kemiskinan.

Pada Tahun 2019 ini program Padat Karya Infrastruktur difokuskan di Kelurahan Giwangan dan Kelurahan Pandeyan. Program direalisasikan dengan kegiatan berupa pembuatan jalan paving block.

Di Kelurahan Giwangan, paving block dipasang di RW 6 dengan ukuran 56 x 3 m, dan di Pandeyan program dilaksanakan di 2 titik yakni, di RW 5 dengan ukuran 146 x 1,1 m dan RW 7 dengan ukuran 158 x 1,5 m.

Kepala Dinas Koperasi UKM, Nakertrans Kota Yogya, Christina Lucy Irawati mengatakan, pekerjaan padat karya infrastruktur melibatkan 24 orang di masing-masing kelurahan sehingga total ada 48 orang untuk Giwangan dan Pandeyan. Sedangkan waktu pelaksanaan selama 30 hari, dimulai pada 20 Maret 2019 lalu.

“Meski waktunya tidak lama tetapi diharapkan tetap dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga ke depan program singkat ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat di Kelurahan Giwangan dan Pandeyan,” kata Lucy.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengungkapkan, pembangunan infrastruktur melalui program padat karya selain dapat bermanfaat bagi warga di sekitar proyek, juga dapat dirasakan masyarakat secara luas dalam melaksanakan aktivitas keseharian, sehingga aktivitas masyarakat tidak terganggu dengan kondisi jalan yang tidak bagus.

“Program infrastruktur padat karya dapat menciptakan budaya gotong royong dan kebersamaan yang ada di tengah masyarakat, sebagai motor penciptaan lapangan pekerjaan bagi warga,” katanya.

Bagi warga Giwangan dan Pandeyan, Wawali berharap program dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan perekonomian wilayah melalui kemudahan aksesibilitas, peningkatan produktivitas dan terkelolanya sumber daya lokal secara maksimal.

“Warga juga harus memelihara dan merawatnya sehingga segala fasilitas yang dibangun dapat terus dinikmati oleh generasi anak cucu kita nanti. Rasa handarbeni atau memiliki terhadap segala fasilitas umum hendaknya dapat kita pupuk sehingga keberadaan fasilitas umum senantiasa terawat dengan baik,” katanya.

Penulis : O-Kz
Editor : Dodi Pranata
COMMENTS
Belum ada komentar dari pembaca

Opini

Popular News